Menu Close

Ketum KONI Sidoarjo: Menpora Hendaknya Perhatikan Semua Cabor Dalam PON

Sidoarjo-KONI Badung.- Ketua Umum KONI Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Dr. M. Franki Effendi SE. MH, berbicara keras terhadap keinginan Menpora, bahwa yang akan dipertandingkan di PON NTB-NTT 4 tahun lagi, adalah cabang olahraga (cabor) yang dimainkan di Olimpiade saja.

“Apa ini gagasan nasionalis atau patriotis?. Membangun olahraga di Indonesia, bukan semata-mata demi kepentingan internasional atau Olimpiade. Tujuan pembinaan olahraga Indonesia adalah membangun fisik dan mental anak-anak muda supaya mereka cinta tanah air, membangun karakter mereka, sehingga tidak sampai dirusak narkoba dan sejenisnya,” kata Dr. Franki Efendi, saat menerima kinjungan studi komparasi Pengurus KONI Kabupten Badung (Bali) di ruang rapat KONI Sidoarjo Senin, 18 November 2024.

Ia mengatakan, kalau Indonesia hanya mengutamakan mengembangkan olahraga yang hanya dipertandingkan di Olimpiade saja, mau di bawa ke mana anak-anak kita. Bagaimana pun anak-anak (generasi muda)  yang tekun berolaharaga – akhirnya juga ingin mendapat tempat bertanding di even yang lebih tinggi. Kalau dibatasi hanya untuk menuju Olimpiade, banyak atlet cabor akan menjadi korban. Franki minta, Menpora  lebih banyak belajar mengenai olahraga Indonesia. Tujuan PON, selain mencari menunjukkan prestasi atlet di banyak cabor, juga bertujuan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa lewat olahraga.

Seharusnya sistem pelaksanaan PON lebih dulu diperbaiki. Jangan ada pelaksanaan yang kurang fair. Siapa yang menjadi tuan rumah selalu dimenangkan masuk 5 atau 7 besar. Begitu tidak menjadi tuan rumah langsung drop menjadi rangking di bawah 10 besar.

“Sebabnya apa, karena di mana tuan rumah  PON, di sanalah nomor tidak terukur atau nomor terukur sekalipun, lebih banyak memihak dan memenangkan tuan rumah. Tuan rumah PON seharusnya hanya dibantu membangun venues baru, bukannya memenangkan atlet dengan cara tidak fair. Ini dulu diperbaiki Menpora dan Ketum KONI Pusat. Jangan membatasi nomor cabor yang hanya menuju Olimpiade,” pungkas Franki dengan nada keras.

Ia berulang kali mempertanyakan, kalau olahraga berpatokan dengan cabor Olimpiade, mau di bawa ke mana anak-anak kami? Apa dibiarkan mereka terlibat dan  kena narkoba? Apa ini yang diinginkan Menpora?

“Kita tidak mengurangi prestasi yang perlu ditunjukkan di Olimpiade. Namun kegiatan olahraga dalam negeri, tetap harus membantu cabor apa pun digemari masyarakat, guna diberikan tempat lebih tinggi sehingga atlet dapat menunjukkan prestasinya,” kata Franki Effendi, pengusaha sukses asal Madura itu.

Sebelumnya Ketua Umum KONI Badung Made Nariana juga menyatakan, tidak setuju dengan gagasan Menpora yang juga diamini Ketua Umum KONI Pusat, bahwa PON NTB dan NTT nanti hanya memainkan cabor yang dipertandingkan di Olimpiade.

“Cara itu akan merugikan banyak anak-anak yang main di cabor lain di luar cabor Olimpiade,” kata Made Nariana. (*)

Ketum KONI Badung Made Nariana (ketiga dari kiri) menyerahkan cindera mata kepada Ketum KONI Sidoarjo M. Franki Effendi (kedua dari kanan) didampingi Sekum KONI Badung, Made Sutama (paling kanan) di Kantor KONI Sidoarjo, Senin (18/11/2024).
Foto Bersama Pengurus KONI Badung dengan Pengurus KONI Sidoarjo di Sidoarjo beberapa hari yang lalu.