Mangupura,- Setelah sebelumnya dibekali dengan ketrampilan administrasi e-office, Pengurus Cabor KONI Badung kembali digembleng tentang dasar-dasar ilmu jurnalistik bertempat di Ruang Kriya Gosana Puspem Badung Sempidi, Jumat (14/9).
Acara yang berlangsung sehari tersebut dibuka oleh Wakil Ketua KONI Badung I Wayan Tirta serta dihadiri jajaran Pengurus KONI Badung lainnya.
Wayan Tirta dalam kesempatan tersebut meminta agar pengurus cabor melek terhadap informasi dan teknologi. Tantangan dunia saat ini kalau tidak mengerti teknologi maka akan ketinggalan jaman dan bahkan akan tergilas perkembangan teknologi.
Sudah sejak lama KONi Badung memiliki website (konibadung.com) namun isinya belum bisa ter-update maksimal setiap hari karena kekurangan personel dalam pengelolaan. Oleh sebab itulah kegiatan pelatihan ini kita laksanakan, ungkap Wayan Tirta lebih lanjut.
Pelatihan dasar-dasar Jurnalistik menghadirkan pemateri tunggal I Made Nariana sang Ketua Umum KONI Badung dengan dipandu Made Wardiyasa sebagai moderator.
Dalam pengantarnya, Made Nariana mengharap pengurus dari masing-masing cabor dapat berkontribusi dalam melengkapi isi berita pada website KONI Badung.
Pada dasarnya siapapun bisa menulis berita, namun untuk bisa memenuhi kaedah-kaedah sebuah penerbitan yang baik, harus memiliki kemauan, kemampuan dan wawasan
serta penerapan teknik dasar penulisan jurnalistik yaitu: 5W plus 1 H menjadi kunci.
Agar dapat bersaing dengan berita yang lain di mana topiknya sama, wartawan online harus memastikan berita yang diposting memenuhi aspek scannability, readability, visibility, dan findability.
Untuk membuat berita online lebih menarik, penulis harus memastikan judul yang menarik, tidak terlalu panjang, narasi lebih hidup, serta diperkuat degan tampilan grafis berupa foto-foto pendukung tulisan.
“Sebenarnya materi penulisan dasar-dasar jurnalistik itu diajarkan penuh dalam 1 semester pada sebuah perguruan tinggi, namun pagi ini kita ajarkan teknik yang paling elementer dan sederhana.” kata Made Nariana yang menimba ilmu kewartawanan di Akademi Wartawan Surabaya Tahun 1969 sampai 1972.
Dipenghujung kegiatan pelatihan yang berlangsung hampir tiga jam tersebut, peserta diberikan praktek untuk membuat berita dan selanjutnya di-review secara bersama-sama. (war)


