Mangupura.- Sebanyak 9 personalia KONI Kota Bandung (Jawa Barat) Senin, 4 Desember bertamu ke KONI Badung, Bali di kantornya kawasan Kwanji Dalung, Kuta Utara.
Pengurus KONI Bandung dipimpin Wakil Ketua III Iwan Darmawan SH, sementara di Badung ia diterima Ketua Umum KONI I Made Nariana didampingi Wakil Ketua I dan II masing-masing Wayan Tirta dan Ketut Widia Astika. Juga hadir sejumlah pengurus lain dan sejumlah bidang Pengurus KONI Badung.
Dalam dialog yang dilakukan antara kedua jajaran Pengurus KONI itu, tamu menanyakan persoalan bagaimana pola pembinaan atlet di KONI Badung, peranan KONI dalam pembinaan sport industry dan sport tourism yang belum lama ini dilakukan oleh Badung.
Soal sport tourism KONI Badung, Nariana mengatakan sudah berjalan dengan lancar sekalipun baru berlangsung pertama kali di Bali. Pesertanya juga sangat memadai, dimana banyak atlet dalam dan luar negeri ikut serta sambil berwisata di Bali.
Pola Badung dalam melaksanakan sport tourism dapat dipakai di tempat lain, seperti syarat peningkatan kualitas atlet sekaligus membantu pemerintah mendatangkan atlet olahraga, baik domestik maupun mancanegara.
Di bagian lain, Iwan Darmawan juga menjelaskan, bahwa KONI Bandung pernah 16 kali menjadi juara umum Porda (Pekan Olahraga Daerah) di Jawa Barat yang dilakukan 4 tahun sekali. Namun belakangan juara umum diambil-alih Kabupaten Bekasi dan tahun 2018 oleh Kabupaten Bogor. Mereka lebih gencar membina atlet dan memberikan bantuan dana.
“Kami di KONI Bandung sudah diberi target pihak oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga supaya kembali menjadi juara umum. Namun, di Bekasi atau Bogor bonus atlet Porda sampai Rp100 juta untuk peraih emas. Sementara Bandung hanya sampai Rp.50 juta,” kata Iwan yang seorang lawyer itu.
Ia mengatakan, ingin mengetahui pola lain yang dilakukan Badung, Bali sehingga dapat kembali menjadi juara umum dalam Porda Jabar.
Pihak KONI Bandung juga mengalami masalah teknis di setiap pertandingan, terutama pertandingan cabang olahraga seni (tidak terukur). Jika tidak menjadi tuan rumah, pasti selalu dikalahkan pihak tuan rumah.
Nariana mengatakan kepada tamunya, untuk pertandingan cabor tidak terukur di mana-mana selalu memenangkan tuan rumah. Cara itu berlaku jamak dari tingkat daerah sampai PON bahkan regional.
Saat PON Papua atlet Bali dua orang dikalahkan tuan rumah, sekalipun banyak pihak melihat harus menang.
“Kalau cara – cara ini tetap berlangsung, sampai kapan pun olahraga Indonesia tidak akan maju“, kata Nariana kepada tamunya dari Bandung.
Pertemuan KONI Bandung dan KONI Badung diakhiri dengan tukar menukar souvenir dan foto bersama di halaman kantor KONI Badung. (*)