Mangupura.- Pengurus KONI Badung mengawali tahun 2024 segera membuat edaran kepada Pengurus Kabupaten Cabang Olahraga (Pengkab Cabor), supaya memantapkan organisasi guna mencapai berbagai prestasi atlet.
Ketika dihubungi media ini, apa program utama KONI Badung dalam tahun 2024 ini, Ketua Umum KONI Made Nariana mengatakan, melakukan konsolidasi organisasi cabor guna mencapai prestasi olahraga yang maksimal.
Ia mengatakan, banyak pengurus Cabor belum maksimal melakukan konsolidasi organisasi. Bahkan ada Pengurus Kabupaten Cabor tidak memahami, apa yang harus dilakukan begitu terpilih sebagai pengurus cabang olahraga.
Mereka banyak tidak paham membuat proposal kegiatan untuk atlet, sehingga memperlambat aktivitas untuk di lapangan.
“Belakangan banyak cabor baru muncul memerlukan figure pengurus. Ternyata tidak gampang mencari orang supaya bersedia menjadi pengurus cabor, apalagi cabor yang belum dikenal masyarakat,” kata Made Nariana.
Ia menjelaskan, banyak kalangan beranggapan bahwa begitu menjadi Pengurus Cabor, mereka beranggapan, segala dana kegiatan akan ditanggung pemerintah melalui KONI. Ini tentu tidak benar dan salah paham. Sebab begitu siap menjadi pengurus sebuah cabor, tokoh itu harus siap berkorban tenaga, waktu, bahkan juga dana. Sebab anggaran olahraga di Indonesia sesuai AD/ART KONI berasal dari pemerintah (sesuai kemampuan), masyarakat, orangtua dan pengusaha. Orangtua atlet ternyata peranannya cukup besar dalam membina atlet, sehingga dapat memiliki prestasi.
Nariana mengatakan, direncanakan bulan Februari 2024, KONI Badung melakukan Rakerkab (Rapat Kerja Kabupaten) KONI dengan semua Pengkab.
Temanya antara lain “Dengan Organisasi yang Baik Mencetak Atlet Berprestasi bagi Badung dan Bali”.
Artinya dengan menggerakkan organisasi yang maksimal, akan menghasilkan prestasi yang baik di bidang olahraga.
Organisasi itu mencakup menggerakkan pelatih sehingga terus up date ilmunya, menggerakkan sekretariat sehingga benar administrasi keolahragaannya, menggerakkan bidang keuangan (bendahara), supaya dapat menggali dana di luar bantuan pemerintah. Selain itu, memfungsikan semua bidang-bidang sehingga dapat melaksanakan tugas sesuai tupoksi organisasi. Semua bekerja dengan “team work system”. Tidak boleh semua dikerjakan Ketua saja sendirian.
“Jangan lupa, dalam jaman seperti sekarang, manfaatkan teknologi informasi olahraga yang mutakhir,” kata Nariana yang juga mantan Ketua PWI Bali itu.
Di bidang lain Nariana mengatakan, kini ia sudah mempersipakan surat edaran kepada semua Pengurus Cabang olahrag di Badung, bahwa menginjak tahun 2024, supaya mulai mengadakan pelatihan rutin bagi atlet. Apalagi yang lolos babak kualifikasi (BK) PON, segera latihan sehingga dapat memperkuat kontingen PON Bali nanti ke PON 2024 di Aceh dan Sumatra Utara.
Ia mengatakan, pelatihan dilakukan mandiri dulu, sebelum atlet PON masuk TC sentralisasi. KONI Badung ingin atletnya berlatih dulu di daerah. Apalagi berdasarkan hasil tes fisik KONI Bali belum lama ini, baru 21 persen atlet lolos PON memenuhi syarat fisik. Sebanyak 79 persen masih di bawah standar yang diperlukan.
Atleh akan dapat dikirim ke PON jika memenuhi syarat fisik, teknis, mentalitas dan factor lingkungan.
“Kami harapkan atlet asal Badung dapat memenuhi syarat itu, sehingga ke PON dalam keadaan prima dan mencapai prestasi yang terbaik, demi Bali” kata Nariana.
Ia mengatakan, karena dana pembinaan kepada cabor biasanya baru turun April atau Mei, maka pelatihan dapat dilakukan dengan swadaya dulu. Nanti dapat diganti jika dana mulai turun.
Satu hal yang juga perlu mulai dipikirkan atlet Badung, mulai siap-siap meningkatkan diri, karena akan menghadapi Pekan Olahraga Provinsi Bali tahun 2025.
(*)